Sampah Tidak untuk Ditakuti, Guys

Assalamu'alaikum w.w.

Kata yang tidak asing lagi ditelinga sekaligus "pemandangan" harian mata kita, yaitu sampah. Ya, sampah seakan telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Mulai dari sampah plastik atau yang biasa disebut sampah non organik hingga kulit pisang yang masuk ke dalam kategori sampah organik. definisi sampah non organik itu sendiri adalah barang yang sudah tidak dipakai dan tidak dapat diuraikan oleh bakteri pengurai, sedangkan sampah organik adalah barang atau benda yang dapat diuraikan oleh bakteri pengurai. Karena sifatnya yang sulit diurai, maka sampah non organik sering menimbulkan pencemaran lingkungan. oleh karena itu, sangat diperlukan penanganan secara khusus dari berbagai pihak.

Data dari Bank Dunia tahun 2012 dalam laporan yang berjudul "What a waste: A Global Review of Solid waste management" yang meneliti tentang masalah sampah perkotaan di seluruh dunia menyatakan bahwa tahun 2012 hingga ahun 2025 jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus bertambah
sebesar 70%, yaitu dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun. Hal ini kebanyakan terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.


Bank Dunia menyebutkan bahwa produksi sampah Indonesia mencapai 151.921 ton per hari atau dengan kata lain setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari. Sedangkan 7.896 ton sampah merupakan sumbangan dari Ibu Kota kita, DKI Jakarta. Sumber data yang sama juga menyebutkan bahwa hanya 80% sampah yang berhasil dikumpulkan, sedangkan sisanya mencemari lingkungkan. Sebelum jumlah sampah semakin bertambah, harus ada aksi nyata untuk menyelamatkan Indonesia dan bumi pada umumnya. Bagaimana caranya? Berikut beberapa alternatif penanganan sampah yang bisa dicoba :
  1. Melakukan penyuluhan tentang dampak pembuangan sampah secara sembarangan.
  2. Melakukan penyuluhan tentang cara daur ulang sampah yang bisa menambah penghasilan disertai dengan dibangunnya bank sampah di setiap RW.
  3. Melakukan kerja bakti bersih-bersih kampung agar tercipta kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.
  4. Melakukan pemisahan antara sampah organik dan non organik supaya lebih mudah dalam penanganan daur ulangnya.
  5. Memberlakukan sanksi apabila membuang sampah sembarangan, seprti denda uang atau kewajiban untuk memunguti  kembali sampah yang telah dibuang.
  6. Menyediakan tempat sampah di depan rumah dan di pinggir jalan.
Beberapa alternatif di atas sangat membutuhkan partisipasi dari semua pihak karena jika salah satu elemen masyarakat tidak mau berperan aktif, maka dapat dipastikan tujuan penyelamatan bumi tidak dapat berjalan dengan lancar.

Mari kita wujudkan Indonesia yang bersih dan bumi yang rindang. Kesadaran dan kepedulian kita sangat diperlukan untuk perbaikan bumi ini.

Wa'alaikumsalam w.w.
 
Copyright (c) 2010 Ana Safitri's Blog and Powered by Blogger.